Komik

Pengertian Buku Komik

Buku komik adalah buku terbitan secara  berkala yang menampilkan narasi menggunakan kombinasi panel bergambar dan teks. Buku komik biasanya menceritakan sebuah cerita melalui serangkaian gambar yang disusun secara berurutan, sering kali disertai dengan dialog, keterangan, dan efek suara. Narasi ini dapat mencakup berbagai genre, termasuk pahlawan super, fiksi ilmiah, fantasi, horor, kriminal, romansa, dan banyak lagi.

Fitur utama buku komik meliputi:

Elemen Penyusun Buku Komik

Buku komik menggunakan kombinasi elemen visual dan tekstual untuk menyampaikan narasi. Berikut beberapa elemen kunci yang biasa ditemukan dalam buku komik:

  1. Panel: Ini adalah bingkai individual yang berisi ilustrasi. Panel disusun pada halaman dalam urutan tertentu untuk menciptakan aliran visual yang memandu pembaca melalui cerita.
  2. Gutter/Parit: Ruang antar panel disebut gutter atau parit. Meskipun tampak kosong, gutter memainkan peran penting dalam mengatur tempo dan memungkinkan pembaca menafsirkan perjalanan waktu antar panel.
  3. Balon Dialog: Bentuk bulat atau oval berisi dialog karakter. Mereka sering dihubungkan dengan karakter dengan “ekor” yang menunjukkan siapa yang berbicara.
  4. Balon Pikiran: Mirip dengan balon ucapan tetapi dengan serangkaian gelembung untuk menandakan pemikiran batin seorang karakter. Hal ini memungkinkan pembaca mendapatkan wawasan tentang monolog internal karakter.
  5. Caption/Keterangan: Blok teks biasanya ditempatkan di luar panel untuk memberikan narasi, informasi latar belakang, atau konteks tambahan. Caption dapat digunakan untuk menyampaikan pemikiran karakter atau mendeskripsikan latar.
  6. Onomatopoeia/Efek Suara: Kata-kata onomatopoeik yang mewakili suara, seperti “BANG”, “CRASH”, atau “ZAP”. Ini sering kali diberi gaya dan diintegrasikan ke dalam karya seni untuk meningkatkan dampak visual.
  7. Garis Gerak: Garis atau coretan yang menyampaikan kesan gerak. Mereka sering digunakan untuk menunjukkan gerakan karakter atau untuk menyorot rangkaian tindakan.
  8. Splash: Ilustrasi satu halaman penuh, sering digunakan untuk efek dramatis, untuk memperkenalkan adegan, karakter, atau peristiwa penting.
  9. Tata Letak Halaman: Susunan panel pada halaman, yang disebut tata letak halaman, memengaruhi tempo dan dampak visual komik secara keseluruhan.
  10. Frames and Borders: Batas di sekitar panel dan halaman. Gaya bingkai dan batas dapat bervariasi dan berkontribusi pada estetika komik secara keseluruhan.
  11. Warna: Penggunaan warna dalam buku komik menambah kedalaman, suasana hati, dan daya tarik visual. Beberapa komik berwarna hitam putih, sementara komik lainnya menggunakan berbagai macam warna.
  12. Gaya Gambar: Gaya artistik ilustrasi, yang dapat sangat bervariasi. Seniman yang berbeda menghadirkan interpretasi visual unik mereka pada karakter dan adegan.
  13. Huruf/Lettering: Gaya dan penempatan teks, termasuk dialog, keterangan, dan efek suara. Huruf adalah aspek penting dalam desain buku komik.
  14. Seni Sampul: Sampul depan dan belakang buku komik sering kali menampilkan ilustrasi menarik dan memberikan pratinjau konten di dalamnya.

Elemen-elemen ini bekerja sama untuk menciptakan pengalaman bercerita yang dinamis dan menarik dalam buku komik. Kreator menggunakan kombinasi elemen visual dan tekstual untuk menyampaikan narasi, emosi, dan tindakan.

 

Sejarah buku komik di dunia barat

 

Sejarah buku komik di dunia Barat adalah perjalanan yang kaya dan beragam selama lebih dari satu abad. Berikut ini ikhtisar singkat mengenai pencapaian dan perkembangan utama:

  1. Akhir Abad ke-19 – Awal Abad ke-20:

   – Comic Strips: Pendahulu buku komik, komik strip, mendapatkan popularitas di surat kabar. Strip seperti “The Yellow Kid” (1895) dan “Little Nemo in Slumberland” (1905) adalah contoh awal penceritaan seni berurutan.

  1. 1930-an – Zaman Keemasan Komik:

   – Superheroes Emerge:** Action Comics #1, diterbitkan pada tahun 1938, menampilkan debut Superman, menandai dimulainya genre superhero. Era ini menyaksikan penciptaan karakter ikonik seperti Batman, Wonder Woman, dan Captain America.

  1. 1940-an – Perang Dunia II dan Booming Buku Komik:

   – Komik Perang: Selama Perang Dunia II, buku komik berperan dalam meningkatkan semangat. Pahlawan super berperang melawan kekuatan musuh, dan komik bertema perang menjadi populer.

   – Boom Buku Komik: Industri ini mengalami pertumbuhan luar biasa, dengan berkembangnya genre pahlawan super, kriminal, horor, dan romansa.

  1. 1950an – Otoritas dan Penurunan Kode Komik:

   – Seduction of the Innocent: Pada tahun 1954, psikiater Fredric Wertham menerbitkan “Seduction of the Innocent”, yang mengkritik konten buku komik. Hal ini mengarah pada pembentukan Otoritas Kode Komik, sebuah badan pengaturan mandiri yang memberlakukan pembatasan konten.

   – Penurunan Genre: Komik pahlawan super tetap ada, namun genre seperti horor dan kejahatan menurun karena pembatasan Kode.

  1. 1960-an – Zaman Perak dan Revolusi Marvel:

   – Zaman Komik Perak: Pada tahun 1960-an, komik pahlawan super bangkit kembali, yang dikenal sebagai Zaman Perak. Marvel Comics, di bawah tokoh seperti Stan Lee dan Jack Kirby, memperkenalkan karakter seperti Spider-Man, X-Men, dan Fantastic Four.

   – Pendekatan Bercerita Baru: Pendekatan Marvel dalam bercerita mencakup karakter yang lebih kompleks dan narasi yang saling berhubungan.

  1. 1970an – Zaman Perunggu dan Diversifikasi:

   – Diversifikasi Genre: Genre buku komik berkembang melampaui pahlawan super, termasuk munculnya komik underground dan penerbit alternatif.

   – Relevansi Sosial: Komik mulai membahas isu-isu sosial dan mencerminkan lanskap budaya yang berubah.

  1. 1980-an – Era Modern dan Tema yang Lebih Gelap:

   – Tema Gelap dan Berpasir: Pada tahun 1980-an terjadi pergeseran ke arah tema yang lebih gelap dan lebih dewasa dalam komik, yang dicontohkan oleh karya-karya seperti “The Dark Knight Returns” karya Frank Miller dan “Watchmen” karya Alan Moore.

   – Penerbit Independen: Penerbit independen menjadi terkenal karena berkontribusi pada lanskap buku komik yang lebih beragam.

  1. 1990an – Gelembung dan Keruntuhan Spekulatif:

   – Ledakan Spekulan: Pada tahun 1990-an terjadi ledakan spekulatif dalam industri ini, dimana para kolektor berinvestasi pada komik sebagai aset keuangan potensial.

   – Keruntuhan Pasar: Pasar jatuh pada pertengahan tahun 1990-an karena kejenuhan yang berlebihan, praktik yang menarik perhatian, dan pecahnya gelembung kolektor.

  1. 2000an dan Setelahnya – Era Digital dan Penerimaan Arus Utama:

   – Komik Digital: Munculnya internet dan teknologi digital memungkinkan pembuatan dan distribusi komik digital.

   – Popularitas Arus Utama: Film pahlawan super, berdasarkan karakter buku komik, mencapai kesuksesan arus utama, membawa tingkat popularitas baru ke media.

 

 Sejarah Buku Komik Di Jepang

 

Sejarah buku komik di Jepang berakar kuat pada tradisi budaya dan seni negara tersebut. Buku komik Jepang, yang dikenal sebagai “manga”, memiliki sejarah yang kaya selama berabad-abad. Berikut gambaran evolusi manga di Jepang:

  1. Periode Edo (1603–1868):

   – Kibyōshi dan Toba Ehon: Bentuk awal narasi bergambar Jepang, yang dikenal sebagai “kibyōshi” dan “toba ehon”, muncul pada zaman Edo. Buku bergambar ini sering kali menggabungkan gambar dengan teks untuk menceritakan kisah dan menyampaikan humor.

  1. Akhir Abad ke-19 – Awal Abad ke-20:

   – Rakuten Kitazawa: Sering dianggap sebagai bapak manga modern, Rakuten Kitazawa (1876–1955) berkontribusi pada pengembangan komik strip dan ilustrasi lucu di surat kabar selama era Meiji.

  1. 1930-an – Periode Sebelum Perang:

   – Kamishibai: Sebelum Perang Dunia II, “kamishibai” (teater kertas) menjadi bentuk hiburan jalanan yang populer. Pendongeng menggunakan papan bergambar untuk menceritakan cerita kepada audiens.

  1. Periode Pasca Perang – Tezuka Osamu dan Lahirnya Manga Modern:

   – Osamu Tezuka: Sering disebut sebagai “Dewa Manga”, Osamu Tezuka (1928–1989) memainkan peran penting dalam membentuk manga modern. Karya-karyanya, seperti “Astro Boy” (“Tetsuwan Atom”) dan “Black Jack”, memperkenalkan teknik bercerita sinematik dan karakter ekspresif.

   – Gerakan Gekiga: Pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an, muncul gerakan yang disebut “gekiga”, dengan fokus pada tema-tema yang lebih dewasa dan realistis. Seniman seperti Yoshihiro Tatsumi adalah tokoh kunci dalam gerakan ini.

  1. 1960an – 1970an – Booming Manga dan Diversifikasi Genre:

   – Majalah Manga Mingguan:** Majalah manga mingguan mendapatkan popularitas, menampilkan cerita berseri dan berbagai genre. Tahun 1960-an dan 1970-an menandai booming manga dengan munculnya judul-judul seperti “Majalah Shonen” dan “Shonen Sunday.”

   – Genre Shōnen dan Shōjo: Genre berbeda yang menyasar anak laki-laki (“shōnen”) dan gadis muda (“shōjo”) menjadi mapan. “Shonen Jump” dan “Ribon” adalah contoh majalah berpengaruh dalam kategori ini.

  1. 1980an – 1990an – Pengaruh Global dan Adaptasi Anime:

   – Ekspansi Global: Manga Jepang memperoleh pengakuan internasional, dengan terjemahan tersedia dalam berbagai bahasa.

   – Adaptasi Anime: Banyak serial manga populer yang diadaptasi menjadi anime, sehingga berkontribusi terhadap popularitas global budaya pop Jepang.

  1. 2000an dan Setelahnya – Era Digital dan Diversifikasi:

   – Manga Digital: Internet dan teknologi digital mendorong pembuatan dan distribusi manga online, sehingga memperluas akses ke khalayak global.

   – Beragam Genre: Manga telah terdiversifikasi hingga mencakup beragam genre, yang melayani beragam audiens. Komik web dan manga yang diterbitkan secara independen juga menjadi terkenal.

Saat ini, manga adalah bentuk penceritaan yang diakui secara global dan berpengaruh, dengan beragam genre dan gaya. Buku ini terus berkembang, memadukan unsur-unsur tradisional dan kontemporer untuk memikat pembaca di seluruh dunia.

 

Sejarah buku komik di Indonesia

 

Sejarah buku komik di Indonesia berakar pada tradisi penceritaan visual yang kaya, memadukan gaya seni asli dengan pengaruh luar. Berikut gambaran singkat perkembangan komik di Indonesia:

  1. Masa Pra Kemerdekaan:

   – Wayang Kulit dan Boneka: Bentuk seni tradisional Indonesia, seperti “wayang kulit” (wayang kulit) dan tradisi wayang lainnya, berfungsi sebagai bentuk awal penceritaan visual. Pertunjukan ini seringkali menyampaikan nilai-nilai moral dan budaya.

  1. Pasca Kemerdekaan (1945 dan seterusnya):

   – Pengenalan Komik Barat:** Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pengaruh Barat, termasuk komik, mulai merambah Tanah Air. Komik impor, terutama dari Eropa dan Amerika, mulai memberikan pengaruh.

  1. 1950an – 1960an:

   – Kreator Lokal: Seniman Indonesia mulai membuat komiknya sendiri, yang sering kali terinspirasi oleh gaya Barat. Isinya beragam, mulai dari humor hingga cerita petualangan.

   – Balai Pustaka: Balai Pustaka, sebuah penerbit milik negara, berperan dalam menerbitkan dan mempopulerkan sastra pribumi, termasuk cerita bergambar. Publikasi-publikasi ini berkontribusi pada pengembangan identitas nasional.

  1. 1970an – 1980an:

   – Komik Petualangan (Komik Petualangan): Pada tahun 1970-an, muncullah “komik petualangan” yang menampilkan pahlawan dan alur cerita buatan lokal. Karakter seperti Si Buta dari Gua Hantu menjadi populer.

  1. 1990an – 2000an:

   – Majalah Bobo: “Majalah Bobo”, sebuah majalah anak-anak, berperan penting dalam memperkenalkan komik kepada pembaca muda. Ini menampilkan campuran konten pendidikan dan komik, termasuk serial buatan lokal.

   – Pengaruh Manga: Manga Jepang meraih popularitas, memengaruhi seniman lokal, dan berkontribusi pada beragam gaya dan genre.

  1. Era Digital (2000-an dan seterusnya):

   – Platform Online: Dengan munculnya internet, platform digital menjadi penting untuk distribusi komik. Komunitas online dan komik web memungkinkan pencipta independen untuk berbagi karya mereka dengan khalayak yang lebih luas.

   – Kreator Independen: Semakin banyak kreator independen yang bermunculan, memproduksi komik yang mengeksplorasi beragam tema dan gaya. Platform media sosial memainkan peran penting dalam menampilkan dan mempromosikan karya-karya ini.

  1. Pemandangan Kontemporer:

   – Keberagaman Genre: Dunia komik Indonesia terus mengalami diversifikasi, dengan para pencipta mengeksplorasi berbagai genre, termasuk cerita pahlawan super, irisan kehidupan, fantasi, dan tema sejarah.

   – Novel Bergambar: Konsep novel grafis telah mendapatkan daya tarik, memungkinkan pengisahan cerita yang lebih luas dan bernuansa.

Meskipun sejarah komik di Indonesia menghadapi tantangan dan dibentuk oleh berbagai pengaruh, hal ini mencerminkan lanskap budaya yang dinamis dan ketangguhan para pencipta lokal dalam mengekspresikan narasi mereka melalui penceritaan visual.

 

Related Post

Komik

Komik

March 18, 2024

Bridging Technology for Humanity
Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp : 0281-641629

WA  : 0812-2831-9222

Email : [email protected]

Website Official : ittelkom-pwt.ac.id

Website PMB : pmb.ittelkom-pwt.ac.id

Negara : Indonesia

Telp

WA

Email

Website Official

Website PMB

Negara

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Bridging Technology for Humanity
Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp

WA

Email

Website Official

Website PMB

Negara

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Institut Teknologi Telkom Purwokerto